Ini adalah tulisan pertama setelah sekian lama blog ini terbengkalai, dan berhubung ayam-ayam sudah ke 'kombong' untuk men-charges suaranya yang merdu sebagai andalan bangunin saya besok pagi, jadi saat ini saya ingin berbagi topik-topik yang ringan... Maklumlah, semangat berpikirnya lagi nimbrung di ayam yang lagi 'ngombong'. Intinya tidak usah berputar-putar karena pikiran sudah capek ._.
![]() |
AHMBS 09 at Monas |
Kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman pertama menginjakkan kaki di Jakarta. Yup, kurang lebih tiga setengah tahun yang lalu. Ketika SMA, saya berdomisili di sebuah desa di sebuah kota yang terkenal dataran tinggi di Jawa Timur. kecil, tapi nyaman dibanding beberapa kota lain yang pernah saya kunjungi, seperti surabaya, jakarta, bangkok, dan kota-kota lain yang macet,, bener-bener menguji kesabaran. Jangankan ke Jakarta, waktu itu ke Surabaya sendiri aja mana berani ._. . Sempat terbesit belakangan ini, andai dulu bisa seberani sekarang biasa (terpaksa) pulang-pergi sendiri jakarta-desa.
Lanjut, dulu tujuan ke jakarta adalah lain tak lain karena kemujuran. Bagaimana ga mujur yang tahun itu niat awalnya memenuhi tugas ekstrakurikuler di sekolah, namanya KIR.
Mungkin pikiran beberapa orang, saya orang yang 'sok rajin' ikut ekskul begituan. Sebenarnya bukan pengen 'sok rajin' atau bagaimana, tapi sebenarnya itu pengen jawab rasa penasaran dan keingintahuan saya waktu duduk di bangku 'biru putih' tentang tugas karya tulis di pelajaran bhs.indonesia. Waktu itu, saya bertanya berulang kali, tapi belum juga menemukan jawaban yang pas. Haha, mungkin belum sampai kali ya pikiran saya waktu itu ._. Setelah di SMA, keputusan saya untuk memilih RSBI memang sepertinya tepat, karena di kelas X guru biologi di kelas RSBI waktu itu memang kebetulan mahirnya tulis-menulis. Kami sering disuruh membuat analisis kritis artikel, sampai kerangka penelitian sederhana. Awalnya susah, lumayan susah, karena notabene saya dari desa yang waktu itu smp saya belum ada kelas bule'-pakle'nya seperti sekarang ._. *beginilah nasib angkatan tua* Dan hal itu yang akhirnya lama-lama membuat saya menekuninya, hingga akhirnya terjerumus ke lubang karya tulis. Tapi siapa sangka ini adalah penjerumusan yang menyenangkan. Siapa yang tidak bersyukur karena sesuatu yang pada mulanya saya anggap tidak ingin saya tekuni, hanya sekedar ingin menuntaskan keingin tahuan dan dorongan orang tua, akhirnya malah membawa rasa bersyukur. Siapa yang tidak bersyukur dengan ini saya bisa dapat tiket cuma-cuma surabaya-jakarta PP, DVD player, uang hampir 2 juta lebih, beberapa kali gratisan nginap di hotel-hotel mewah, bahkan hingga pengalaman dengan teman baru di sana yang akhirnya membawa saya pertama kali menginjakkan kaki di luar pulau jawa, di sebuah negeri 'antah berantah' yang disebut negeri gajah putih dengan seribu pagoda, yang menyadarkan saya pentingnya Candi Borobudur dan Prambanan, karena itulah salah satu peninggalan budaya kita sebagai bangsa Indonesia yang hampir sama dengan Grand Palace yang negeri itu punya.
Ya, mungkin ada yang tidak ingin tahu apa maksudnya dan langsung menekan tombol close di sudut kanan atas, tapi semua itu bermula dari rasa 'malu'. What? shy? yup! SHY . jadi waktu itu saya malu, karena sudah hampir naik kelas XI dan belum bikin karya penelitian apa pun. Maklumlah, dibanding yang sudah expert yang lain di organisasi itu, saya hanyalah butiran debu. Waktu itu, kebetulan ada seorang teman yang mengajak saya untuk bergabung dalam satu tim, sebut saja mr.A untuk membuat sebuah penelitian tentang tempe dari biji nangka. Ya, sebuah awal yang bagus dengan ide yang cemerlang darinya. Semua teori memang mendukung, namun memang dimana-mana kenyataan memang tak akan seindah teori. Awalnya dari biji nangka yang susah diperoleh, karena memang tidak musim nangka :| . Kami sudah keliling kota, dan tidak menemukannya. "Orang nangkanya aja susah, apalagi bijinya" mungkin itu yang orang bakal katakan. Dengan pantang menyerah akhirnya kami membeliiiiiiii NANGKAAA! Haha.. dari awalnya limbah jadi beneran limbah, tapi dari konsumsi kami sendiri. Tapi tekor juga kalau mau buat tempe harus beli nangka :p. Saya salut, karena dia rekan yang solid ^_^. Selanjutnya adalah kesalahan jamur yang harusnya pakai ragi tempe malah ragi tape, jadi tebak sendiri deh hasilnya,, untung dilakukan beberapa pengulangan dan perlakuan. Dari sekian proses akhirnya jadi, karya tulis jadi dan siap dilombakan, hingga alhamdulillah dipanggil presentasi di tingkat Kota dan masuk lima besar, meski akhirnya harus jadi juara terakhir.. Hihii... Bersyukur, tapi sekaligus minta maaf, mungkin karena saya yang masih amatir, jadi kurang maksimal hasilnya.
HBS 09 Surabaya |
Bermodal hanya satu kali nulis, saya nekat menghapus rasa 'malu' saya dengan mengikuti kompetisi karya tulis lagi, namun yang ini individu dan tingkatnya propinsi -_-. Mimpi apa tiba-tiba ambil keputusan begitu, Astaghfirullah.. Tapi dengan modal satu kali tadi saya mencoba keberuntungan mengirim hasil penelitian saya bersama beberapa teman saya yang pasti jauh-jauh lebih baik dan bikin orang minder :| ke acara bergengsi namanya AHMBS karena waktu itu 2009 namanya AHMBS 2009. Okay, waktu itu yang penting kan bikin to, kalah menang yang penting ga 'malu' jadi ya saya bahagia setelah semua berkas terkirim B) , rasanya plooooong! Diluar dugaan, saya lolos untuk kemudian dipanggil presentasi ke surabaya. Seneng (pake banget) alhamdulillah pokoknya waktu itu, tapi juga masalah (pake banget juga). Why??? Ya, orang presentasi aja dengan 2 penguji, dan waktu itu saya bergabung tim aja jantung rasanya mau copot presentasi pertama kali... Nah ini, bakalan presentasi dan dibantai argumen dengan penguji dari daerah lain, ahli dan kompeten di bidangnya, 3 penguji, sendiri lagi -__-". Mungkin ini namanya "The Power of Kepepet" dan mungkin karena doa dari semua pihak yang mendoakan, bakat ekstrapersonal turunan dari om-om ganteng, ramah, dan baik hati yang alhamdulillah bisa saya sebut ayah kandung saya, menyelamatkan saya untuk presentasi dan menangani bantaian argumen penguji-penguji waktu itu, hingga alhamdulillah akhirnya masuk 3 besar dari puluhan kontestan hingga 6 besar dari kami mendapat reward pergi ke ibukota yang 'wah' di mata saya waktu itu, dan sekarang juga 'wah' (macetnya), belum kalau banjir 5 tahunan.. Tapi semoga ibukota negara tercinta ini jadi semakin maju dan semua masalah di atas tertangani ^_^.
![]() |
Bersama Tim SUPER yang SUPER! |
Kembali ke topik, nah dari sanalah kemudian saya dapat bertemu dengan teman-teman yang menjuarai kompetisi serupa se-Indonesia. Pertama kali saya bertemu teman-teman dari berbagai suku, budaya, pola pikir, perilaku, dll. Dari sana juga dapetin hadian yang diatas tadi :') wah banget buat anak kos-kos an seperti saya. Alhamdulillah :') . Mereka ramah-ramah, bersahabat, dan banyak menginspirasi saya. Nah di sana juga saya belajar sepintas tentang otomotif, safety rading, touring lihat pabrik perakitan motor bersama pemandu yang ternyata hampir semua perakitan memakai mesin canggih dan robot yang semuanya rapih dan modern, bertemu tim SUPER yang memang SUPEEERRR hingga belajar table manner di Gala Dinner. Hingga akhirnya, waktu kami habis dan kami harus pulang ke daerah masing-masing dengan kontak yang sudah saling tukeran. Dan Seneng banget dapet teman-teman baru ^_^
So, what can be gotten from my story above? karena terlalu malam, mungkin bagi teman-teman yang sudah baca cerita saya di atas bisa menyimpulkan sendiri berbagai hikmah yang saya petik. Garis besarnya,bersyukur dan percaya Tuhan itu penting, nasihat orang tua itu penting, mandiri itu penting, menjaga budaya kita itu penting, bergaul itu penting, restu orang tua itu penting, pengalaman itu penting, percaya diri itu penting, niat itu penting, ikhtiar itu penting, doa itu penting, tawakkal itu penting, ikhlas itu penting, punya teman itu penting, organisasi itu penting, semangat itu penting, dan masih banyak lagi... Tapi intinya, berbagi pengalaman untuk menginspirasi orang lain itu penting (semoga tulisan ini menginspirasi). Karena apa? karena kalau kita ingin negara kita maju, tidak hanya kita. Kita tidak sendiri, tapi semua rakyat, terutama para pemuda seumuran kita dan adek2 setelah kita harus bangkit. Ngerti maksudnya?? mungkin melalui coretan kecil ini bisa membangkitkan semangat kita kembali (termasuk saya) :P hehe...
Well, i think it's too late now! Time for following the way of a rooster. Let's re-charge our voice to crow tomorrow morning together ;))
So, what can be gotten from my story above? karena terlalu malam, mungkin bagi teman-teman yang sudah baca cerita saya di atas bisa menyimpulkan sendiri berbagai hikmah yang saya petik. Garis besarnya,bersyukur dan percaya Tuhan itu penting, nasihat orang tua itu penting, mandiri itu penting, menjaga budaya kita itu penting, bergaul itu penting, restu orang tua itu penting, pengalaman itu penting, percaya diri itu penting, niat itu penting, ikhtiar itu penting, doa itu penting, tawakkal itu penting, ikhlas itu penting, punya teman itu penting, organisasi itu penting, semangat itu penting, dan masih banyak lagi... Tapi intinya, berbagi pengalaman untuk menginspirasi orang lain itu penting (semoga tulisan ini menginspirasi). Karena apa? karena kalau kita ingin negara kita maju, tidak hanya kita. Kita tidak sendiri, tapi semua rakyat, terutama para pemuda seumuran kita dan adek2 setelah kita harus bangkit. Ngerti maksudnya?? mungkin melalui coretan kecil ini bisa membangkitkan semangat kita kembali (termasuk saya) :P hehe...
Well, i think it's too late now! Time for following the way of a rooster. Let's re-charge our voice to crow tomorrow morning together ;))
0 komentar:
Posting Komentar