Well, hari ini entah kenapa playlist berisi lagu-lagu galau. Penulis boleh dibilang sekarang sedang dengerin musik galau dan liatin foto, dan tanpa sengaja nemuin foto ini, foto tiga tahun lalu sewaktu petama kali penulis dapat kesempatan bertemu pelajar-pelajar lain dalam Internationales Deutschcamp di Thailand. Pengalaman pertama penulis terbang keluar negeri kita Indonesia tercinta :) bersama 12 pelajar Indonesia lainnya.
Indonesia - Internationales Deutschcamp 2010 |
Entah kita sadari atau tidak, tapi galau tidak selamanya buruk. Semua itu tergantung dari sudut mana kita melihat. Galau parah yang pernah penulis alami terjadi sekitar 2 tahun lalu. Dimana penulis dihadapkan kedalam lima pilihan, yang kemudian akhirnya berhasil penulis kerucutkan kedalam tiga pilihan berat dimana pada saat itu masa depan dipertaruhkan pada keputusan yang penulis ambil. Setelah mengorbankan keinginan menjadi seorang dokter karena terhalang restu orang tua, dua tahun lalu penulis dihadapkan pada tiga pilihan, apakah ingin memilih menjadi seorang pharmachist meneruskan pelajaran kimia yang penulis sukai di salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia atau menerima tawaran dididik salah satu bank besar di Indonesia untuk menjadi akuntan di perusahaan tersebut atau menjadi salah satu mahasiswi kedinasan di salah satu sekolah tinggi kedinasan di bawah naungan pemerintah. Setelah melalui pertimbangan matang dan meminta petunjuk pada Allah, akhirnya jatuhlah pilihan kepada sekolah kedinasan tersebut. Sebuah keputusan yang cukup kontroversial, karena saat itu cukup banyak keluarga penulis yang menyesalkan keputusan tersebut. Tapi penulis tetap percaya pada petunjuk Allah SWT Sang Pencipta kita, yang pasti mempunyai sebuah rencana terindah yang telah disiapkan-Nya rapih di masa depan.